Sponsors

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, January 9, 2013

Daftar Harga Handphone Samsung Android Terbaru Januari 2013


Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar dunia. Didirikan oleh Lee Byung-chull pada 1 Maret 1938 di Daegu, Korea, perusahaan ini beroperasi di 58 negara dan memiliki lebih dari 208.000 pekerja.
Sekarang ini, Samsung beroperasi di 6 bidang bisnis, yaitu telekomunikasi (telepon genggam dan jaringan), Peralatan Rumah Tangga Digital (termasuk mesin cuci, oven gelombang mikro, kulkas, pemutar VHS dan DVD, dll), media digital, LCD, semikonduktor, dan kendaraan bermotor (Termasuk alat berat).
Daftar Harga Handphone Samsung Android Terbaru Januari 2013
Samsung telekomunikasi adalah salah satu dari lima unit divisi bisnis perusahaan Samsung. Unit ini terdiri dari divisi telepon genggam, sistem telekomunikasi, komputer dan bisnis MP3. Produksi handphone GSM pertama adalah SGH – 200. Samsung pernah mendapat penghargaan sebagai The best manufacturer sebanyak dua kali yang sebelumnya pernah diraih oleh Nokia dan Sony Ericsson.
Dengan munculnya sistem operasi Android, nama Samsung semakin terkenal akan produk-produknya. Mulai dari kelas menengah ke bawah maupun menengah ke atas, produk Samsung Android selalu digemari konsumennya.

Daftar Harga Handphone Samsung Android Terbaru Januari 2013

Daftar Harga Handphone Samsung Android Terbaru Januari 2013 adalah sebagai berikut :
Tipe HP Samsung Harga Baru Harga Bekas
Samsung Champ Neo Duos C3262 Rp. 590.000,- Rp. 500.000,-
Samsung Ch@t 357 Rp. 730.000,- Rp. 670.000,-
Samsung Galaxy Note II N7100 Rp. 7.020.000,- Rp. 5.900.000,-
Samsung Galaxy Chat B5330 Rp. 1.210.000,- Rp. 950.000,-
Samsung GT-E1205M Rp. 170.000,- Rp. 120.000,-
Samsung Galaxy Ace Duos S6802 Rp. 1.850.000,- Rp. 1.490.000,-
Samsung I8530 Galaxy Beam Rp. 4.800.000,- Rp. 4.250.000,-
Samsung Galaxy Ace 2 I8160 Rp. 2.500.000,- Rp. 2.100.000,-
Samsung I9300 Galaxy S III Rp. 5.920.000,- Rp. 5.250.000,-
Samsung I9070 Galaxy S Advance Rp. 3.200.000,- Rp. 2.750.000,-
Samsung Galaxy mini 2 S6500 Rp. 1.660.000,- Rp. 1.250.000,-
Samsung E1390 Rp. 300.000,- Rp. 210.000,-
Samsung Galaxy Ace Plus S7500 Rp. 2.125.000,- Rp. 1.750.000,-
Samsung S 5300 Galaxy Pocket Rp. 1.050.000,- Rp. 850.000,-
Samsung Galaxy Y Duos S6102 Rp. 1.380.000,- Rp. 1.150.000,-
Samsung C3312 Deluxe Duos Rp. 660.000,- Rp. 500.000,-
Samsung C3520 Rp. 600.000,- Rp. 425.000,-
Samsung E1232B Rp. 320.000,- Rp. 250.000,-
Samsung i9250 Galaxy Nexus Rp. 3.725.000,- Rp. 2.850.000,-
Samsung C3350 X Cover II Rp. 860.000,- Rp. 750.000,-
Samsung S5610 Rp. 1.000.000,- Rp. 725.000,-
Samsung C3330 Champ 2 Rp. 675.000,- Rp. 525.000,-
Samsung I8150 Galaxy W Rp. 2.275.000,- Rp. 1.850.000,-
Samsung GT-N7000 Galaxy Note Rp. 5.020.000,- Rp. 4.650.000,-
Samsung E1195 Rp. 280.000,- Rp. 225.000,-
Samsung Galaxy Y S5360 Rp. 1.060.000,- Rp. 8.750.000,-
Samsung i509 Galaxy Y CDMA Rp. 1.030.000,- Rp. 8.050.000,-
Samsung W139 Rp. 560.000,- Rp. 350.000,-
Samsung E2232 Rp. - Rp. 350.000,-
Samsung I9100 Galaxy S II Rp. 4.750.000,- Rp. 4.250.000,-
Samsung C3322 Rp. 480.000,- Rp. 375.000,-
Samsung E1182 Rp. 250.000,- Rp. 175.000,-
Samsung E2152 Rp. 550.000,- Rp. 425.000,-
Samsung E2652 Champ Duos Rp. 865.000,- Rp. 615.000,-
Samsung S3850L Corby II Rp. 810.000,- Rp. 550.000,-
Samsung B7510 Galaxy Pro Rp. 2.050.000,- Rp. 1.550.000,-
Samsung Ch@t 322 Wi-Fi Rp. 775.000,- Rp. 500.000,-
Samsung GT-E1055T Rp. 175.000,- Rp. -
Samsung GT-E3210 Rp. 599.000,- Rp. 495.000,-
Samsung I9003 Galaxy SL 4 GB Rp. - Rp. 2.850.000,-
Samsung Galaxy Tab 7.7 P6800 Rp. 7.050.000.- Rp. -
Samsung Galaxy Tab 7.0 Plus P6200 Rp. 5.050.000,- Rp. -
Samsung Galaxy Tab 10.1 32GB P7100 Rp. 6.350.000,- Rp. -
Samsung Galaxy Tab 10.1 16GB P7100 Rp. 5.380.000,- Rp. -
Samsung Galaxy Tab 10.1 3G Rp. 5.260.000,- Rp. -
Samsung Galaxy Tab 8.9 3G Rp. 5.180.000,- Rp. -
Samsung Galaxy Tab P1000 Rp. 4.650.000,- Rp. -
Samsung Ativ Tab Rp. 8.800.000,- Rp. -
Sumber harga : tabloidpulsa

Rafael Benitez Ancam Sapu Legenda Chelsea


Rafael Benitez merasa sudah saatnya Chelsea menengok ke belakang soal prestasi yang disumbang legenda-legenda mereka, dan membeli pemain baru untuk menjamin masa depan the Blues.

Kontrak Frank Lampard akan berakhir musim ini, dan sepertinya tak akan diperpanjang, sementara veteran seperti Didier Drogba telah meninggalkan Stamford Bridge lebih dulu, bahkan kapten John Terry dan Ashley Cole juga mungkin akan dilego dalam dua tahun ke depan.

"Saya pikir itu selalu mudah untuk berbicara dengan para legenda, dan Anda harus sangat menghormati mereka. Apa yang telah mereka raih untuk klub ini fantastis. Tapi Anda harus punya pemain-pemain baru dan terus meraih kemenangan, itulah yang fans harapkan," ujar mantan bos Liverpool itu.

Namun, harapan Benitez itu mungkin terganjal aturan Financial Fair Play, yang mengharuskan klub untuk tak menderita kerugian atau terancam absen dari kompetisi Eropa.

Benitez menambahkan, "Semua orang tahu siapa legenda-legenda yang pernah berada di sini dan apa yang telah mereka raih. Itu hal bagus untuk sepakbola Inggris, Anda punya kenangan bagus dan menghormati orang-orang berprestasi untuk klub, itu sangat positif."

Tapi, Benitez berharap, "Di waktu yang sama, Anda harus berpikir tentang masa depan. Anda tak boleh menunggu."

Ikuti perkembangan terkini dari bursa transfer dan gosip pemain di GOAL.com Indonesia. Dapatkan semua berita transfer pemain yang disertai daftar lengkap transfer pemain setiap klub Eropa maupun Indonesia.

Profil Merari Siregar


         Merari Siregar dilahirkan di Sipirok, Tapanuli, Sumatra Utara pada tanggal 13 Juli 1896. Merari Siregar meninggal di Kalianget, Madura pada tanggal 23 April 1941). Ia meninggalkan tiga orang anak, yaitu Florentinus Hasajangu MS yang lahir 19 Desember 1928, Suzanna Tiurna Siregar yang lahir 13 Desember 1930, dan Theodorus Mulia Siregar yang lahir 25 Juli 1932.
         Semasa kecil, Merari Siregar berada di Sipirok. OIeh karena itu, sikap, perbuatan, dan jiwa Merari Siregar sangat dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat Sipirok. Ia menjumpai kepincangan-kepincangan khususnya mengenai adat, misalnya, kawin paksa yang terdapat dalam masyarakat lingkungannya. Setelah dewasa dan menjadi orang terpelajar, Merari Siregar melihat keadaan suku bangsanya yang mempunyai pola berpikir yang tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Hati kecilnya ingin mengubah sikap orang-orang yang berpandangan kurang baik khususnya orang-orang di daerah Sipirok.
Ia pernah bersekolah di Kweekschool ‘sekolah guru’ dan sekolah guru Oosr en West, ‘Timur dan Barat’ di Gunung Sahari, Jakarta. Pada tahun 1923 Merari Siregar bersekolah di sekolah swasta yang didirikan oleh vereeniging tot van Oost en West, yang pada masa itu merupakan organisasi yang aktif memperakiekkan politik etis Belanda.
          Setelah lulus dan sekolah, Merari Siregar mula-mula bekerja sebagai guru bantu di Medan kemudian pindah bekerja di Jakarta, yakni di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Terakhir Ia pindah di Kalianget, Madura, dan bekerja di Opium end Zouregie sampai akhir hayatnya.
          Roman Azab dan Sengsara karya Marari Siregar dianggap sebagai pemula dalam kehidupan prosa Indonesia Modern. Roman yang diterbitkan pada tahun 1920 ini merupakan roman ash yang pertama diterbitkan oleh Balai Pustaka. Buku ini mencerminkan permulaan kesusastraan prosa Indonesia modern, demikian dinyatakan oleh Teeuw. Gambaran itu semakin nyata terlihat pada roman Siti Nurbaya yang merupakan karya puncak Angkatan Balai Pustaka. Di samping itu, Azab dan Sengsara ini adalah peniup terompet pertama yang menyuarakan peftentangan kaum muda masa itu dengan adat istiadat lama.
          Tampaknya, buku Azab dan Sengsara ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan Merari Siregar sejak masa kedil. Awal penulisan Azab dan Sengsara bersamaan waktunya dengan penyaduran buku yang kemudian terkenal dengan nama Si Jamin dan Si Johan, demikian dinyatakan oleh Teeuw. Roman Azab dan Sengsara itu rupanya sebuah cerita yang betul-betul terjadi tentang seorang gadis Batak yang hernama Mariamin. Dalam roman ini Merari Siregar sering menyisipkan nasihat-nasihat langsung kepada pembacanya. Nasihat ini tidak ada hubungannya dengan kisah tokohnya karena maksud pengarang menyusun buku itu sebetulnya untuk menunjukkan adat dan kebiasaan yang kurang baik kepada bangsanya. Di bawah ini dikutip tulisan pengarang yang menunjukkan hal tersebut.
          Saya mengarang ceritera ini, dengan maksud menunjukkan adat dan kebiasaan yang kurang baik dan sempurna di tengah­tengah bangsaku, lebih-lebih di antara orang berlaki-laki. Harap saya diperhatikan oleh pembaca.
          Hal-hal dan kejadian yang tersebut dalam buku ini meskipun seakan-akàn tiada mungkin dalam pikiran pembaca. adalah benar belaka, cuma waktunya kuatur—artinya dibuat berturut-turut supaya ceritera lebih nyata dan terang.
         Azab dan Sengsara muncul ketika Belanda sedang bergairah melaksanakan politik etisnya. Kegairahan itu antara lain ditandai dengan herdirinya Conunissie Voor Volkslectuur ‘Komisi untuk Bacaan Rakyat tahun 1908 yang bertugas menyelenggarakan dan menyebar hacaan-bacaan, seperti terjemahan, saduran, dan karangan ash kepada rakyat dan para pelajar sekolah bumi putera. Karangan ash itu, antara lain, cerita-cerita rakyat yang berbentuk hikayat, syair, dan pantun. Karya sastra yang muncul pada masa itu masih terpengaruh oleh
        Dilihat walaupun sudah modern isi dan bentuknya. Pemodernan ini dimungkinkan karena pengarang bergaul dengan karya sastra barat, khususnya sastra Belanda, yang ditandai lewat penerjemahan dan penyaduran. Pemoderenan semakin meningkat ketika Commissie Voor de VoLfcslectuur diganti namanya dengan Balai Pustaka.
         Penggantian itu disertai penambahan tugas, yaitu melatih para pengarang dalam gaya bahasa dan bentuk baru. Pemodernan in autara lain, mampu mendorong kesadaran individu para pengarang. Kesadaran individu ini tercermin pada kemandirian tokoh-tokoh cerita. Tokoh-­tokoh cerita ingin menentukan nasibnya sendiri tanpa ketergantungan pada lingkungan dan ikatan masyarakat. Kemandirian tokoh ini tercermin dalam Azab dan Sengsara, seperti yang tampak pada tokoh utama Mariamin. Kesadaran tokoh utama Mariamin terlihat ketika ia memotong penderitaan yang menimpa dirinya akibat kawin paksa lewat pengajuan cerai. Penonjolan kesengsaraan Mariamin ini diharapkan Merari Siregar agar menggugah para pembaca tentang penderitaan akibat kawin paksa. Di atas telah dikatakan bahwa ikatan adat tokoh Mariamin mulai menipis. Walau begitu, kesadaran susila dalam roman ini digambarkan tetap teguh. Hal ini tercermin pada peristiwa ketika Mariamin dianiaya oleh suarninya karena menerima tamu laki-laki, sementara suaminya tidak di rumah.
Secara keseluruhan Azab dan Sengsara memiliki ciri-ciri seperti Angkatan 20-an pada umumnya. Selain ciri-ciri yang dikemukakan di atas, yakni menguatnya kesadaran individu dan menipisnya kesadaran adat, roman ini juga sangat kuat diwarnai penggambaran alam dan pengungkapan perasaan. Pengungkapan perasaan itu, antara lain, tercermin dalam penggunaan pantun dan syair.
Merari Siregar selain sebagai peñgarang juga penyadur. Sadurannya diberi judul Si Jamin dan Si Jehan yang diambil dan gubahan Justus van Maurik yang berjudul “Jan Smees’. Judul perasaan itu, antara lain, tercermin dalam penggunaan pantun dan syair.
Merari Siregar selain sebagai peñgarang juga penyadur. Sadurannya diberi judul Si Jamin dan Si Jehan yang diambil dan gubahan Justus van Maurik yang berjudul “Jan Smees’. Judul “Jan Smees” ini terdapat dalam kumpulan cerpen Justus van Maurik yang berjudul Lift het Volk ‘Dan Kalangan Rakyat’ dengan subjudul Ainsterdamche Novel/en ‘Novel Amsterdam’ yang terbit tahun 1879. demikian dinyatakan oleh Teeuw walaupun sebelumnya ía menyatakan bahwa cerita “Jan Smees” ini berasal dan cerita Oliver West gubahan Char les Dickens. Pengamat lain, seperti Armijn Pane pun menyatakan bahwa karya Si Jamin dan Si Johan berasal dari karya sastra Belanda tersebut.
Buku Si Jamin dan Si Johan cetakan pertama 1918, menurut Amal Hamzah, dimuat bersama-sama dengan judul lain yang bernama Penghibur Hati karya S. Paimin. Nama samaran Merari Siregar. Karangan kecil yang berjudul Penghibur Hati ini menurut Teeuw, dikarang oleh J-Paimin dan Slakas, Tasikmalaya. Pada halaman judul teks itu tertulis ‘Soewatoe karangan yang beroleh hadijah dan diploma dalam perloembaan karangan dan hal madat”. Teks itu merupakan risalah kecil tentang akihat buruk penghisapan madat.
Cerita Si Jamin dan Si Johan serta Penghibur Hati itu mendapat hadiah dalam sayembara mengarang tentang pemberantasan madat. Oleh karena judul cerita itu mempunyai tujuan yang sama, kedua cerita itu disatukan menjadi sebuah buku. Dalam saduran itu Merari Sáregar menciptakan lingkungan cerita yang baik sehingga tanpa membaca cerita aslinya kita seolah-olah membaca cerita baru yang terjadi di Indonesia (Jakarta). Daerah-daerah seperti Prinsenlaan di Taman Sari dan Glodok serta suasana Betawi tahun 20-an dilukiskan sehingga menimbulkan kerawanan di hati pembacanya.
Ide cerita Si Jamin dan Si Johan ialah ajakan untuk menjauhi minuman keras dan candu karena kedua benda itu mengakibatkan kerusakan mental dan kemerosotan bagi kehidupan manusia. Ide cerita itu sejalan dengan usaha pemerintah Hindia Belanda untuk memberantas pemabuk. Walaupun secara umum Belanda berusaha memberantas pemabukan. pemerintah Belanda masih mengizinkan adanya tempat-tempat tertentu, misalnya di Glodok, yang merupakan tempat terbuka untuk menjual candu.
Dalam menyadur Merari Siregar mengalami kesukaran untuk memindahkan suasana Eropa ke dalam suasana Indonesia. Hal ini disebabkan oleh ukuran kemiskinan dan kesultanan di Eropa berbeda dengan ukuran kemiskinan dan kesolehan indonesia. Orang miskin di Eropa melarikan diri dari penderitaan dengan meminum minuman keras sedangkan di Indonesia orang yang meminum minuman keras adalah orang yang beruang. Pria Eropa pergi ke gereja bersama anak istrinya, sedangkan pria Indonesia yang soleh pergi ke mesjid tanpa istri dan anak perempuannya.
Selain Azab dan Sengsara serta Si Jamin dan Si Johan yang terkenal, karya-karya lain yang kurang dikenal, yaitu (1) Binasa Karena Gadic Priangan, Balai Pustaka, 1931; (2) Cerita Tentang Busuk dan Wanginya Kora Betawi, Balai Pustaka, 1924; dan (3) “Cinta dan Hawa Nafsu” yang merupakan sebuah roman.
Profesi Merari Siregar sebagai guru mewarnal gaya penceritaan dan gaya karya sastranya, baik karya asli maupun sadurannya. Penggunaan bahasa yang lancar dan rapi dengan gaya khotbahnya langsung menunjukkan perkataan atau maksudnya kepada pembaca; meminta perhatian untuk ceritanya. Ia memberi nasihat, mengecam yang kurang baik serta memuji-muji tindakan yang menurut aturan masyarakat baik.
Karya Merari Siregar :
a. Novel
(1) Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 1 tahun 1920,Cet.4 1965.
(2) Binasa Karena Gadis Priangan. Jakarta: Balai Pustaka 1931.
(3) Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi. Jakarta: Balam
Pustaka 1924.
(4) Cinta dan Hawa Nafsu. Jakarta: t.th.
b. Saduran
    Si Jamin dan si Johan. Jakarta: Balai Pustaka 1918.

Profil Sapardi Djoko Damono

Prof Dr Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai salah seorang sastrawan yang memberi sumbangan besar kepada kebudayaan masyarakat modern di Indonesia. Salah satu sumbangan terbesar Guru Besar Fakultas Sastra UI ini adalah melanjutkan tradisi puisi lirik dan berupaya menghidupkan kembali sajak empat seuntai atau kwatrin yang sudah muncul di jaman para pujangga baru seperti Amir Hamzah dan Chairil Anwar.

Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940 ini, mengaku tak pernah berencana menjadi penyair, karena dia berkenalan dengan puisi secara tidak disengaja. Sejak masih belia putra Sadyoko dan Sapariyah itu, sering membenamkan diri dalam tulisan-tulisannya. Bahkan, ia pernah menulis sebanyak delapan belas sajak hanya dalam satu malam. Kegemarannya pada sastra, sudah mulai tampak sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Kemudian, ketika duduk di SMA, ia memilih jurusan sastra dan kemudian melanjutkan pendidikan di UGM, fakultas sastra.
 Anak sulung dari dua bersaudara abdi dalem Keraton Surakarta itu mungkin mewarisi kesenimanan dari kakek dan neneknya. Kakeknya dari pihak ayah pintar membuat wayang—hanya sebagai kegemaran—dan pernah memberikan sekotak wayang kepada sang cucu. Nenek dari pihak ibunya gemar menembang (menyanyikan puisi Jawa) dari syair yang dibuat sendiri. “Tapi saya tidak bisa menyanyi, suara saya jelek,” ujar bekas pemegang gitar melodi band FS UGM Yogyakarta itu. Sadar akan kelemahannya, Sapardi kemudian mengembangkan diri sebagai penyair.

Selain menjadi penyair, ia juga melaksanakan cita-cita lamanya: menjadi dosen. “Jadi dosen ‘kan enak. Kalau pegawai kantor, harus duduk dari pagi sampai petang,” ujar lulusan Jurusan Sastra Barat FS&K UGM ini. Dan begitu meraih gelar sarjana sastra, 1964, ia mengajar di IKIP Malang cabang Madiun, selama empat tahun, dilanjutkan di Universitas Diponegoro, Semarang, juga selama empat tahun. Sejak 1974, Sapardi mengajar di FS UI.
Sapardi menulis puisi sejak di kelas II SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah surat kabar di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Beberapa karyanya yang sudah berada di tengah masyarakat, antara lain Duka Mu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974).
Sebuah karya besar yang pernah ia buat adalah kumpulan sajak yang berjudul Perahu Kertas dan memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan kumpulan sajak Sihir Hujan – yang ditulisnya ketika ia sedang sakit – memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia. Kabarnya, hadiah sastra berupa uang sejumlah Rp 6,3 juta saat memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia langsung dibelanjakannya memborong buku. Selain itu ia pernah memperoleh penghargaan SEA Write pada 1986 di Bangkok, Thailand.
Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. “Pada Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan; bersama kehidupan itu pulalah maut tumbuh,” tulis Jakob Sumardjo dalam harian Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984.
Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini juga menulis esei dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat, di dalam karya sastra ada dua segi: tematik dan stilistik (gaya penulisan). Secara gaya, katanya, sudah ada pembaruan di Indonesia. Tetapi di dalam tema, belum banyak.

Penyair yang pernah kuliah di Universitas Hawaii, Honolulu, AS, ini juga menulis buku ilmiah, satu di antaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. (1978).
Selain melahirkan puisi-puisi, Sapardi juga aktif menulis esai, kritik sastra, artikel serta menerjemahkan berbagai karya sastra asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap pengembangan sastra di Tanah Air. Selain dia menjembatani karya asing kepada pembaca sastra, ia patut dihargai sebagai orang yang melahirkan bentuk sastra baru.
Dengan kepekaan dan wawasan seorang sastrawan, Sapardi ikut mewarnai karya-karya terjemahannya seperti Puisi Brasilia Modern, Puisi Cina Klasik dan Puisi Parsi Klasik yang ditulis dalam bahasa Inggris. Selain itu dia juga menerjemahkan karya asing seperti karya Hemmingway The Old Man and the Sea, Daisy Manis (Henry James), semuanya pada 1970-an. Juga, sekitar 20 naskah drama seperti Syakuntala karya Kalidasa, Murder in Cathedral karya TS Elliot, dan Morning Become Electra trilogi karya Eugene O’neil.
Sumbangsih Sapardi juga cukup besar kepada budaya dan sastra, dengan melakukan penelitian, menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan aktif sebagai administrator dan pengajar, serta menjadi dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999. Dia menjadi penggagas pengajaran mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di fakultas sastra.
Dia menyadari bahwa menjadi seorang sastrawan tidak akan memperoleh kepuasan finansial. Kegiatan menulis adalah sebagai waktu istirahat, saat dia ingin melepaskan diri dari rutinitas pekerjaannya sehari-hari. Menikah dengan Wardiningsih, ia dikaruniai dua anak, Rasti Suryandani dan Rizki Henriko.

Puisi - Puisi Beliau: